Sebuah refleksi panjang setelah turun dari medan perang kepanitiaan. Sedikit klise dan agak nggak mutu. Apalagi dianggap penting janganlah. Hidup itu memang penuh perbedaan. Dalam berpacaran saja hanya dua kepala begitu susah untuk menyamakan kesukaan atau keinginan. Kadang salah satu pihak memang harus mengalah dan berdiam. Apalagi dimedan laga kepanitiaan. Medan laga dengan banyak kepala dengan banyak planning, dengan banyak kepentingan dan dengan banyak keinginan. Semua ingin yang terbaik namun kadang komunikasi yang mejadi modal utama keberhasilan malah terlupakan karena semua fokus pada ujuannya masing masing tanpa menengok kesamping. Namun terkadang gesekkan kepentingan dan pikiran pun tidak terlupakan. Merasa terluka , tidak penting, tidak diperhatikan dan tidak ada yang medengar kadang membuat kawan menjadi kendor dan enggan untuk berkomunikasi. Walaupun semua kembali kepada pribadi tapi disinilah letak penting seorang nahkoda kepanitian. Merangkul, merajuk rasa dan